Articlesbreadcrumb
Jaga Kesehatan Mental Pasca Melahirkan: Kenali Gejala dan Cara Mengatasi Baby Blues dan Postpartum
Jaga Kesehatan Mental Pasca Melahirkan: Kenali Gejala dan Cara Mengatasi Baby Blues dan Postpartum
Article
Jaga Kesehatan Mental Pasca Melahirkan: Kenali Gejala dan Cara Mengatasi Baby Blues dan Postpartum

Bertemu dengan anak yang selama ini ada di dalam kandungan tentunya membawa kebahagiaan tak terkira bagi seorang ibu, begitu pula dengan Sang Ayah. Namun sayangnya hal ini tidak terjadi pada ibu atau pun ayah yang mengalami baby blues. Ya, sindrom yang satu ini nyata dan dapat memengaruhi perilaku orang tua pada bayinya yang baru lahir.

Sebuah studi dari Universitas Brawijaya mencatat sebanyak 30-75% ibu yang melahirkan pernah mengalami baby blues. Pada kasus yang lebih parah, baby blues dapat berkembang menjadi postpartum depression yang dapat membahayakan ibu dan bayi.

Seperti apakah baby blues itu? Apa penyebabnya dan apa bedanya dengan postpartum depression? Berikut penjelasannya untuk Medipals.

 

Apa Itu Baby Blues dan Postpartum Depression?

Picture2.jpg
Gambar 1. Ilustrasi Baby blues dan postpartum depression.

Baby blues adalah perasaan sedih yang biasanya terjadi pada ibu seusai melahirkan. Dari March of Dimes, disebutkan bahwa 4 dari 5 orang tua baru mengalami baby blues. Biasanya hal ini terjadi 2-3 hari setelah kelahiran Si Kecil dan berlangsung selama tidak lebih dari 2 minggu.

Sedangkan postpartum depression merupakan perasaan depresi yang berlangsung lebih lama. Pada beberapa kasus postpartum depression bisa terjadi sejak dalam masa kehamilan hingga selesai persalinan.

 

Penyebab Baby Blues dan Postpartum Depression

Penyebab baby blues sepenuhnya berasal dari hormon dan kondisi psikologis. Pasalnya setelah melahirkan, jumlah hormon estrogen dan progesterone akan menurun secara drastis yang menyebabkan adanya perubahan perasaan (mood swing). Hal ini bisa menjadi lebih parah dengan adanya perasaan lelah, kurang tidur, maupun kurangnya asupan gizi.

Sedangkan menurut jurnal yang diterbitkan Stat Pearls tahun 2023 disebutkan bahwa postpartum depression bisa disebabkan karena beberapa faktor, antara lain:

  • Faktor psikologi seperti adanya riwayat depresi, pernah menjadi korban kekerasan seksual, atau ketidakpuasan pada gender tertentu yang diinginkan.
  • Faktor selama kehamilan seperti kerentanan kandungan, penanganan kelahiran sesar yang lambat, atau kondisi kesehatan yang memburuk.
  • Faktor sosial seperti tidak adanya dukungan bagi ibu pasca melahirkan, adanya KDRT baik fisik maupun verbal, serta adanya lingkungan toxic yang merendahkan kemampuan seorang ibu baru.

 

Gejala Baby Blues vs Postpartum Depression

Picture3.jpg
Gambar 2. Ilustrasi gejala baby blues dan postpartum depression.

Setelah mengetahui penyebabnya, maka selanjutnya adalah melihat seperti apa gejala yang muncul. Dengan memperhatikan hal ini dapat menjadi langkah awal pertolongan yang tepat.

Berikut gejala yang timbul pada penderita baby blues:

  • Mood yang berubah-ubah
  • Perasaan cemas
  • Mudah marah, kelelahan, menangis
  • Konsentrasi berkurang
  • Tidak nafsu makan
  • Kesulitan tidur meskipun lelah

Sedangkan untuk postpartum depression memiliki beberapa gejala umum antara lain:

  • Merasa depresi
  • Lebih sering menangis
  • Adanya kesulitan untuk membangun ikatan dengan anak sendiri
  • Menarik diri dari keluarga dan teman serta tidak tertarik melakukan berbagai aktivitas
  • Hilang nafsu makan atau justru makan terlalu banyak
  • Insomnia atau hypersomnia
  • Terlalu sering merasa lelah
  • Memiliki ketakutan gagal menjadi ibu yang baik
  • Mudah merasa putus asa dan ada keinginan mengakhiri hidup
  • Merasa bersalah dan tidak berharga
  • Mudah cemas dan mengalami serangan panik
  • Berpikir untuk menyakiti diri sendiri atau bayi yang dilahirkan

 

Apakah Ayah Bisa Mengalami Baby Blues atau Postpartum Depression?

Picture5.jpg
Gambar 3. Ayah juga rentan mengalami postpartum depression.

Baby blues dan postpartum depression seringkali hanya dikaitkan pada ibu, lalu bagaimana dengan peran Sang Ayah? Apakah seorang ayah juga bisa mengalami fase depresi ini pasca menjadi orang tua?

Melansir Baby Center, seorang ayah mungkin tidak mengalami baby blues yang disebabkan oleh perubahan hormon pasca melahirkan. Namun 1 dari 10 "ayah baru" rentan mengalami postpartum depression. Beberapa faktor yang menyebabkan seseorang yang menjadi ayah baru rentan terhadap depresi:

  • Kekhawatiran tidak bisa menjadi ayah dan kepala keluarga yang baik, serta kecemasan akan kehilangan kebebasan.
  • Merasa tidak yakin mampu menafkahi keluarga, terlebih jika menjadi satu-satunya yang berpenghasilan di rumah.
  • Adanya trauma masa kecil, misalnya memiliki keluarga yang tidak akur atau menjadi korban KDRT dari sosok ayah.

 

Perbedaan Baby Blues dan Postpartum Depression

Picture6.jpg
Gambar 4. Perbedaan utama baby blues dan postpartum depression terletak pada lamanya periode dan intensitas gejala.

Jika dilihat dari penyebab dan gejalanya, baby blues dan postpartum depression memang terlihat mirip. Keduanya dipicu oleh hormon dan rasa kelelahan sebagai orang tua baru, namun kedua masalah kesehatan ini faktanya berbeda.

Ada 2 perbedaan utama dari baby blues dan postpartum depression yang perlu diperhatikan:

1. Lamanya Periode

Merasa sedih, cemas, dan kelelahan pasca menjadi orang tua baru adalah hal yang wajar. Mengemban peran baru tentu perlu penyesuaian lagi, terlebih bayi memang seringkali merasa lapar dan menangis saat terbangun yang membuat Anda merasa lelah. Namun, jika perasaan tersebut tidak membaik selama 2 minggu, kemungkinan Medipals mengalami baby blues.

Sedangkan apabila kondisi ini tidak segera ditangani, Anda bisa saja masuk ke fase postpartum depression di mana hal ini akan sangat mengganggu aktivitas fisik maupun ikatan emosional antara Anda sebagai orang tua dengan Sang Buah Hati. Bahayanya postpartum depression bahkan bisa berlangsung untuk waktu yang lama hingga tahunan jika tidak segera mencari pertolongan ke profesional.

2. Intensitas Gejala

Selain dari periode gejala, baby blues dan postpartum depression juga bisa dilihat perbedaannya dari intensitas yang ditunjukan. Meskipun beberapa kondisi tampak mirip seperti insomnia, hilangnya nafsu makan, dan sensitif terhadap berbagai emosi, namun pada postpartum depression hal ini bisa sampai mengganggu produktivitas dari Ayah dan Bunda. 

 

Penanganan Baby Blues dan Postpartum Depression

Picture7.jpg
Gambar 5. Mencari pertolongan profesional

Banyak yang beranggapan baby blues adalah hal wajar dan bisa sembuh dengan sendirinya. Namun ada baiknya untuk kita melakukan penanganan lebih cepat sebelum kondisi Sang Ibu semakin memburuk. Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh penderita baby blues antara lain:

  • Istirahat yang cukup
  • Minta bantuan orang lain
  • Makan yang cukup dan rehat
  • Bicara dengan orang lain
  • Lakukan apa yang Anda senangi
  • Berbagi perasaan dan beban dengan pasangan

Sedangkan pada postpartum depression, beberapa tindakan tersebut juga dapat dilakukan dengan ditambah mencari bantuan profesional seperti psikolog maupun psikiater.

Baik baby blues atau pun postpartum depression dapat dilalui dengan baik berkat adanya bantuan dan dukungan dari sekitar. Jangan cepat menghakimi atau menggurui kondisi mereka, sebab menjadi orang tua adalah pelajaran seumur hidup yang tidak akan selesai.

 

Sumber:

https://mayoclinic.org/diseases-conditions/postpartum-depression/symptoms-causes/syc-20376617

https://www.babycentre.co.uk/x564552/can-dads-get-the-baby-blues

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK519070/#:~:text=Social%20factors%3A%20Lack%20of%20social,risk%20factor%20for%20developing%20PPD.

https://jppbr.ub.ac.id/index.php/jppbr/article/download/74/28#:~:text=There%20are%2030%2D75%25%20of,%2C%20sleep%2C%20and%20appetite%20disturbance.

Recommended Topic
Latest Article