
Menurut laporan Global Tuberculosis Report 2024 yang dirilis oleh World Health Organization (WHO), Tuberkulosis (TB) telah menyebabkan 1,25 juta kematian, termasuk 116.000 diantaranya merupakan pengidap HIV. Tercatat, pada tahun 2023, penderita TB mencapai 10,8 juta dengan persentase 55% pengidap laki-laki, 33% wanita dan 12% anak-anak. Delapan negara dengan jumlah kasus TB tertinggi antara lain India, Indonesia, Tiongkok, Filipina, Pakistan, Nigeria, Bangladesh, dan Republik Demokratik Kongo. Secara khusus, lima negara teratas menyumbang 56% dari total kasus global, dengan Indonesia menjadi penyumbang kasus terbesar kedua.
Puncak darurat pada kasus tingginya pengidap TB ini adalah adanya perkiraan sebesar 400.000 jiwa secara global mengidap TB resisten terhadap banyak obat termasuk resisten terhadap rifampisin. Menanggapi hal tersebut, WHO hingga Agustus 2024, masih terus melakukan uji klinis terhadap 15 kandidat vaksin TB, mencakup kandidat vaksin untuk mencegah infeksi dan penyakit TB, serta meningkatkan hasil pengobatan TB.
MENGENAL TB
Dengan tingginya jumlah penderita dan kematian, Tuberkulosis menjadi salah satu penyakit yang harus diperhatikan oleh masyarakat, khususnya di Indonesia, dimana negara ini menjadi penyumbang kedua terbesar penderita TB. Tuberkulosis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, paling umum menyerang paru-paru, tetapi dapat juga menyerang organ tubuh lainnya seperti otak, ginjal, dan tulang belakang.
Penyakit ini menular melalui udara. Hanya dengan bersin, batuk maupun meludah, mendorong bakteri TB keluar ke udara dan dapat terhirup oleh orang lain. Oleh karena itu, risiko penyebarannya sangat tinggi pada orang yang tinggal serumah dengan penderita TB. Orang yang terinfeksi bakteri TB berisiko 5-10% mengalami penyakit ini sepanjang hidupnya. Orang-orang dengan gangguan sistem kekebalan tubuh seperti orang dengan HIV, malnutrisi, diabetes dan pengguna tembakau, tinggi risiko terjangkit penyakit ini.
Tuberkulosis Resisten terhadap obat juga menjadi perhatian utama di dunia kesehatan. Resistensi obat timbul saat obat-obat TB digunakan dengan tidak sesuai, resep yang tidak tepat dari tenaga kesehatan, kualitas obat yang buruk, dan penghentian pengobatan dini oleh pasien.
GEJALA TB
Gejala-gejala umum TB paru-paru aktif adalah :
- Batuk berdahak atau bercampur darah
- Nyeri dada
- Kelelahan
- Penurunan berat badan
- Demam
- Berkeringat pada malam hari
WHO merekomendasikan penggunaan tes diagnostik molekuler sebagai tes diagnostik awal pada semua orang dengan tanda dan gejala TB karena tes jenis ini memiliki keakuratan diagnostik yang tinggi dan akan banyak membantu deteksi awal TB dan TB resistan obat (TB-RO). Tes cepat (rapid test) yang direkomendasikan oleh WHO adalah Xpert MTB/RIF Ultra dan Truenat.
Diagnosis TB resisten obat ganda dan TB-HIV dapat menjadi proses yang rumit dan membutuhkan biaya yang besar. Di sisi lain, TB pada anak-anak juga sulit untuk didiagnosa.
PENCEGAHAN TB
Langkah pencegahan utama adalah dengan vaksinasi BCG (Bacillus Calmette Guerin) yang diberikan sebelum bayi berusia 2 bulan. Pemberian vaksin BCG akan memicu sistem imun untuk menghasilkan sel-sel penghasil antibodi agar bisa melindungi tubuh dari bakteri tuberkulosis. Hal ini berperan penting dalam mencegah terjadinya tuberkulosis berat, termasuk meningitis TB pada anak.
Pencegahan lainnya juga dapat dilakukan dengan menghindari kontak dengan orang yang sedang sakit dan memakai masker saat berada di tempat ramai. Bagi penderita, pengobatan dianjurkan dengan antibiotik yang paling umum : Isoniazid, rifampisin, pirazinamid, etambutol. Agar efektif, obat harus diminum setiap hari selama 4 - 6 bulan. Menghentikan pengobatan lebih awal atau tanpa saran medis berbahaya karena dapat menyebabkan bakteri TB dalam tubuh menjadi resisten terhadap obat. TB yang tidak merespons obat standar di atas memerlukan pengobatan dengan obat yang berbeda.
Dikarenakan mudahnya penularan dan gejala yang mematikan apabila tidak ditangani dengan tepat, masyarakat dihimbau untuk lebih menjaga kebersihan dan meningkatkan pengetahuan umum mengenai penyakit TB sehingga kedepannya, angka terjangkit dan kematian dapat berkurang.
Sumber :
https://www.who.int/indonesia/news/campaign/tb-day-2022/fact-sheets
https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/tuberculosis
https://www.who.int/news/item/05-12-2024-who-announces-first-prequalification-of-a-tuberculosis-diagnostic-test